Sunday, October 14, 2012

GMCO, MAW, BEM

Baik, saya akan bercerita tentang pengalaman saya sebagai mahasiswa baru yang mendaftarkan diri di organisasi-oraganisasi kampus ini.

Beberapa minggu yang lalu (tepatnya kapan saya lupa), iseng-iseng karena saya mengisi formulir pendaftaran kepanitiaan MAW (Medical Action Week), sebuah acara sosial yang diadakan oleh fakultas tempat saya menimba ilmu. Awalnya, jujur, memang saya tidak berniat untuk mendaftar sebagai panitia. Kemudian beberapa hari sebelum oprec ditutup, saya memutuskan untuk mengumpulkan formulir. Kenapa? Alasan utama saya adalah karena saya ingin ikut berpartisipasi dalam salah satu kepanitiaan awal di fakultas ini. Alasan kedua saya adalah biar bisa mengenal kakak kelas, bisa deket sama kakak kelas, jadi kalo ada apa-apa yang gak ngerti bisa nanya langsung dan bisa dapet banyak link buku pelajaran yang harganya segunung itu hehe (modus juga sih sebenernya :3). Oke, baik, ceritanya saya kembali meluruskan niat untuk bersungguh sungguh di acara tersebut.

Tetapi, rasa sungguh-sungguh itu ternyata bisa merugikan juga. Saking semangat dan pedenya, saya mendaftarkan diri sebagai seksi acara hahaha lucu juga kalo nginget-nginget itu. Formulir selesai, tanda tangan, kumpulin. Gak taunya sore hari setelah saya mengumpulkan formulir, kakak koordinator seksi acara langsung menghubungi saya. Waaaah, gak main-main nih ternyata. Saya disuruh menghadiri seleksi wawancara di hari berikutnya.

Dengan hanya berbekal rasa percaya diri yang sangat tinggi, saya memasuki ruangan wawancara di hari berikutnya. Tanpa persiapan apapun, tanpa kepoin apa itu MAW dan apa saja yang terlibat disitu, dan bagaimana konsep acaranya. Dan saudara-saudara, saya speechless banget di dalem ruang wawancara. Sebenernya galau juga sih. Karena gini, pertanyaan yang diajukan itu kebanyakan merupakan pertanyaan komitmen dan pertanyaan yang jawabannya agak menuntut untuk membanggakan diri. Dan pertanyaan yang seperti itu yang paling gak bisa saya jawab dan paling saya gak suka. Kalau ditanya komitmen sih saya masih bisa jawab karena itu seperti janji yang akan saya buat untuk MAW ini. Tapi untuk pertanyaan "sebutkan kelebihan dan kekurangan kamu", "kamu orangnya kayak gimana?", dan "promosikan diri kamu" itu yang saya gak prepare banget. Alhasil, saya menjawab pertanyaan itu dengan sejujur-jujurnya seperti saya cerita ke teman baik saya yang sudah tahu baik buruknya saya. Contoh, pas ditanya "kekurangan kamu apa?", saya menjawab "saya orangnya moody banget kak, saya suka males belajar". HAHAHA lucu banget kan???? saya bener-bener nggak mikir sama sekali mana ada kepanitiaan yang menerima anggota yang secara jujur bilang kalo dirinya itu pemalas HAHAHA.

Daaaaaaan alhasil, saya gak lolos saudara-saudara. hahaha. Tapi nggak apa-apa, wawancara ini akan saya jadikan pengalaman untuk wawancara selanjutnya. Sebisa mungkin saya harus sangat-sangat meyakinkan, dan jawaban saya harus sangat sangat pede juga.

Cerita selanjutnya. Kejadiannya hari ini. Jadi, saya mendaftar UKM GMCO (gadjah mada chamber orchestra). Sama seperti sebelumnya, dengan bermodal pede yang cukup tinggi, atauuuuu malah kepedean haha, saya mengumpulkan formulir dan menjalani tes. Untuk posisi, saya mendaftar sebagai player di pilihan pertama dan sebagai manajemen di pilihan kedua. Sebenernya, motivasi awal saya masuk GMCO ini adalah karena obsesi saya dari dulu pengen nonton konser orchestra, bahkan kalau bisa sebagai pemainnya atau orang yang terlibat di konser itu. Rasanya WAH banget orchestra tuh. Nah, karena di kampus ini ada kesempatannya, saya menjadi semakin bersemangat.

Berangkatlah saya ke tempat tes, sekali lagi dengan hanya bermodal pede dan tanpa latihan apapun. Padahal, tesnya itu ada tes skill bermainnya. Karena alat musik yang saya mainkan tidak tersedia disini, jadi saya tidak bisa latihan. Hasilnya?? yaa saya bermain potongan lagu "warmness on the soul" saja, dan itupun salah-salah hehe.

Tes skill selesai, berikutnya tes wawancara. HADUUUUH, untuk urusan wawancara ini nih yang agak ribet. Ternyata benar saudara-saudara, sepertinya saya terlalu belajar dengan pengalaman wawancara MAW dulu. Saya menjawab TERLALU MEYAKINKAN. Tapiiiiiiii, kakaknya itulooooh mencecer saya dengan pertanyaan-pertanyaan yang semakin memojokkan saya. Jadi, ujung-ujungnya saya speechless juga huhuuuu :(

Yaah, kesimpulannya kayaknya tes wawancara itu nggak banget buat saya. Sebenernya saya lebih setuju dengan seleksi format magang kayak di BEM gitu daripada tes wawancara. Karena nggak semua orang menghindari NATO (No Action Talk Only) tooh???

Doakan saya untuk seleksi BEM selanjutnya yaaaaaa :)))